Menutup aurat adalah kewajiban Muslim dan Muslimah setiap saat, tidak perlu hari khusus. Namun sebagai kampanye mengajak kebaikan, aksi “Hari Menutup Aurat” adalah hal yang perlu didukung. Itulah yang kini sedang disiapkan oleh Teachers Working Group Indonesia (TWG).

Jika tak ada aral melintang, TWG akan mengadakan “Gerakan Hari Menutup Aurat Internasional” (GMAI).

“Sebenarnya tidak perlu hari khusus untuk menggerakkan dan menyerukan menutup aurat, namun TWG bersama organisasi lain yang concern berusaha membendung perzinahan yang terus berlangsung, “ demikian ujar Koordinator aksi, Herry Nurdi, kepada hidayatullah.com, Kamis (02/02/2012).

Menurut Herry, aksi ini diawali dengan keprihatinan bersama gejala budaya Valentine’s Day di Indonesia.

“Kami memanfaatkan momen 14 Februari sebagai aksi
kontra flow dari gejala Valentine yang sudah sangat meluas, “ tambahnya.

Sebab menurutnya, saat ini, budaya peringatan Valentine’s Day justru dimanfaatkan sebagai pintu perzinahan.

Menurut rencana, aksi akan dilakukan  bertepatan dengan peringatan Valentine’s Day, tanggal 14 Februari.

Gerakan Hari Menutup Aurat Internasional akan dilakukan serentak di berbagai kota di Indonesia. Termasuk di luar negeri seperti; Malaysia, Inggris, Thailand, Hongkong dan Macau.

Sebelum ini, tepat tanggal 4 September Muslimah di seluruh dunia juga memperingati hari International Hijab Solidarity Day (IHSD). Hanya saja, tema peringatan ini difokuskan pada masih banyaknya persoalan diskriminasi jilbab di Negara-negara Barat.*

(www.hidayatullah.com)


1 komentar to "Lawan Valentine’s dengan “Gerakan Hari Menutup Aurat”"

Posting Komentar

Labels